23 February 2015

Infographic vs Graphic News

Iseng saya menulis judul di atas. Karena, pada prinsipnya, kedua jenis grafik informasi tersebut adalah sama. Namun, saya melihat ada perbedaan halus yang sering mengganjal alam bawah sadar saya.

Apa itu?

Begini. Saat melihat infografis yang muncul di web, dengan style warna retro dan cenderung tidak konvensional, saya melihatnya tak lebih seperti poster informasi digital. Berbeda jika kemudian saat melihat Graphic News atau dalam istilah lain disebut sebagai infografis kronologis. Ada ‘nyawa’ yang membuat orang melihatnya terasa hidup dan menahan sementara pembaca untuk melahap informasi di dalamnya.

Hidup dalam artian, ada informasi live yang disampaikan. Ada subjek, ada objek dan ada peristiwa. Ada faktualitas di dalamnya.


Cool Infographic
Contoh Infografis Web
Maka, saat pertama melihat infografis khas web 2.0, saya cenderung tidak puas. Warnanya mati. Dan, hanya deretan data-data saja yang ditampilkan. Angka dan persentase. Hampir tak ada narasi.
Oya, boleh saja pendapat ini sangat subyektif. Jangan marah.. :)

Berbeda dengan infografis kronologis yang bisa ditemui di media cetak, utamanya surat kabar. Lebih hidup dan lebih berkesan membacanya.

Mengapa bisa demikian, kok bisa? Ternyata berdasarkan analisa sederhana, jawabannya dipengaruhi oleh beberapa hal.


Pertama dari segi Warna, sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan. Infografis yang diperuntukkan penggunaannya di halaman web, warna yang digunakan tetap dapat terbaca dengan baik karena bantuan resolusi monitor yang digunakan. Biasanya berformat RGB. Sehingga, segelap apapun warnanya dan seberapa banyak tone warna dan channel yang digunakan, warnanya tetap keluar.

Sementara di koran dan majalah, infografis yang akan naik cetak - selain memang menggunakan channel CMYK untuk proses pencetakan, juga harus memperhatikan intensitas warna yang digunakan. Dan termasuk pula jumlah channel warna yang digunakan.

Saya secara pribadi, sebagaimana anjuran dari Manager Produksi, mengusahakan penggunaan dua channel warna saja. Selain menghindari timbulnya warna gelap akibat tumpukan warna, juga mengurangi resiko pencetakan berbayang terlalu banyak, saat mesin cetak meleset dari pengaturan.
Selain itu warna kertas koran yang cenderung gelap turut mempengaruhi tampilan infografis pada akhirnya.



Infografis Kronologis Kecelakaan Speedboat
HU Beritapagi (18/2/2015)

Namun hal ini tentu saja terkait dengan mesin cetak yang digunakan. Semakin canggih mesinnya, tentu saja akan semakin presisi dan proses pencampuran warna akan semakin baik. Sementara, mungkin saja, koran lokal tempat saya bekerja dulu, menggunakan mesin yang standar. Masih manual untuk mengatur tingkat kepresisian channel warna.

Selain masalah warna, hal lain yang menjadi sorotan saya adalah mengenai ‘nyawa’ dari infografis.
Ini bisa jadi menyangkut pengalaman jiwa saja. Bahwa membaca Graphic News terasa hidup karena ada kronologis, ada cerita dan tentu saja ada berita. Graphic News di koran, sudah pasti dibuat dan berada dalam lingkup pemberitaan.


Cool Infographic 
Contoh Ingrafis Web (Sumber Lihat kiri atas)
Apa yang dibaca di dalam infografis kronologis, adakalanya merupakan penunjuk awal, ke arah mana headline berita yang disertainya. Infografis yang melengkapi, bisa jadi menjadi pelengkap berita (data statistik dan persentase), penguat informasi visual (memberikan pengalaman membaca dengan grafis-grafis menarik) atau bahkan bercerita sendiri (tanpa harus terikat dengan ‘jalan-cerita’ yang ada di dalam tubuh berita).

Sedangkan, infografis sebagai dirinya sendiri, saya anggap harus berjuang sendiri sebagai seorang single fighter. Kekuatan utama adalah pada tata letak elemen-elemen grafis yang digunakan dan penggunaan simbolisasi dalam menjelaskan informasi yang hendak disampaikan. (*)



No comments:

Post a Comment

Wanna talk about Infographics? Write here... No SPAM, No live link, No Bot please :)